WELCOME to BAJAWA

   
    Bajawa adalah ibu kota Kabupaten Ngada sekaligus ibu kota Kecamatan Bajawa. Dikelilingi bukit-bukit yang hijau dengan hawa yang sejuk, sehingga sangat cocok sebagai tempat singgahan/peristirahatan untuk merencanakan perjalanan ke berbagai Obyek Wisata yang tersebar di wilayah Kabupaten Ngada seperti Taman Wisata Alam 17 Puiau Riung, Permandian Air Panas Mengeruda, Pantai Pasir Ena Bhara Aimere, Kampung Tua : Bela, Bena, Nage, Wogo, Gurusina, serta situs prasejarah Olabula, dan Event Budaya insidental (Pembangunan Rumah Adat, Ngadhu, Bhaga, Peo, Para dan lain-lain), demikian pula dengan berbagai upacara bugaya seperti Reba (budaya tahun baru), Etu (budaya Tinju tradisional),

    nama Bajawa sebenarnya berasal dari “ Bhajawa ” yaitu nama satu dari antara tujuh kampung di sisi barat Kota Bajawa. Tujuh kampung yang disebut “ Nua Limazua ” tersebut adalah Bhajawa, Bongiso, Bokua, Boseka, Pigasina, Boripo dan Wakomenge. Nua Limazua tersebut merupakan suatu persekutuan “ ulu eko ” yang dikenal dengan “ Ulu Atagae, Eko Tiwunitu ”.

     Nua Bhajawa adalah kampung terbesar dari antara tujuh kampung tersebut dan merupakan tempat tinggal Djawatay sebagai Zelfbertuurder atau raja pertama dan Peamole sebagai raja yang kedua. Mungkin karena itulah nama Bhajawa lebih dikenal dari yang lainnya dan digunakan oleh Belanda sebagai nama pusat pemerintahan Onder Afdelling Ngada. Bhajawa kemudian berubah menjadi Bajawa karena penyesuaian pengucapan terutama bagi orang Belanda ketika itu yang tidak bisa berbahasa daerah dengan benar.
Dari aspek etimologi, kata “ Bhajawa ” terdiri dari “ bha ” yang berarti piring dan “ jawa ” yang berarti perdamaian. Jawa bisa berarti tanah Jawa. Sehingga “ Bhajawa ” bisa berarti piring perdamaian, bisa juga berarti piring dari Jawa, sama seperti “ Pigasina ” yang berarti pinggan dari Cina.

     Kota Bajawa dihubungkan jaringan jalan arteri dari kawasan paling timur Pulau Flores, yaitu dari Larantuka melewati Kota Bajawa hingga ke bagian Flores Barat yaitu Kota Labuan Bajo.
Di Kota Bajawa dan sekitar Gunung Inie Rie akan Anda nikmati udara sejuk dan berpanorama alam yang indah. Bentang alam yang sangat indah tersajikan di sini seperti Laut Sawu di Selatan dan Gunung Ebulobo di timur. Di Kota Bajawa sendiri dapat dilihat bangunan-bangunan lama berupa gereja yang masih nampak indah dan terawat sebagai  salah satu peninggalan penguasa kolonial.

     Pemerintahan Hindia Belanda mencoba menerapkan bentuk pemerintahan baru yang belum pernah dikenal oleh masyarakat Flores. Termasuk, Ngada yang secara turun temurun mengenal sistem pemerintahan otonom berbentuk nua, ulu eko, dan woe yang tradisional dan tak ada yang lebih tinggi darinya.
Pemerintahan Hindia Belanda membentuk pemerintahan yang diarahkan agar suku-suku dapat disatukan, dimana asalnya selalu berseteru dan berperang satu sama lain. Pendidikan pun didatangkan dari Larantuka sehingga masyarakat dapat membaca dan menulis, termasuk belajar agama Katolik.

Categories:

Leave a Reply

my blog

http//sanfaris.blogspot.com